Senin, 27 Juli 2009

Aku dan Bait-Bait yang Belum Luruh

mengerang letih
cerita belum berujung
tak ada oase dalam gurun ketika semua cahaya menutup celahnya
dendam butakanku
mereka semua pecundang
pun aku dan jiwaku.

menjadi salju beku dalam padang pasir menyala
namun matahariku adalah harapan
ia sinar yang tak pernah padam
selalu merah meski tak begitu terang
pipit pagi yang kan menjadi merak di senja.

senja yangs selalu kunikmati
belum mampu meluruhkan setiap bait yang kuterbangkan
selalu dan selalu..
realitas yang memaksaku berkaca
mungkin aku hanya kaktus yang diciptakan alam

mata air mata dari mata air yang keropos
keruh dan kering
jiwaku selalu lebih pengecut dari semua bajing hidup
menciut kerut mengusam kusut

realitas dari sebuah perjalanan menguraikan awan
tak kunjung menguat
tak jua berdimensi

hanya ada aku dan letihku.

Tentang Alir yang Tak Selalu seJalur

diri
berdiri
bangun
membangun

tangan saling terangkai
bahu saling merapat
otak berjibaku dalam mimpi
melayang bersama angan
tak ada yang tak..

mengalirlah mengalir
berjalan walau menanjak
mudah memang tak
bergulirlah seperti bulir
saat sayap belum tumbuh dua

pepohonan masih berdzikir
rerumput terus menjalar
serapah masih mengumbar
dan janji masih berkumandang

walau tak selalu sejalur
pastikan bahwa kepakkan tak mengelana sendiri
jika di masanya
cacing-cacing dalam liat akan menggeliat
lirih memujimu.