Kamis, 12 Agustus 2010

Negeriku Yang Tak Antah Berantah

Menyapu pandang pada alam yang menguning
bertanya pada jagad yang kini sedang angkuh
menelusuri setiap lekuk gading
yang kini tak lagi kokoh

seribu satu tanya takkan semua bisa tertunaikan
mungkin hanya akan ada satu satu dua yang terpecah
tak ada yang mengharu biru jika tawa tak lagi bergema
tolak belakang kadangkala justru tolak bala
toh sebelum titik ada koma..

lolongan para kere dipagi-pagi buta
tak mampu bikin hati mereka lebih bermartabat
jerit, tangis dan pekik kematian anak bumi yang harus tiada juga karena bumi
lantas tak bisa meredam durjana karena duit ternyata telah sumbat telinga mereka
dunia mereka adalah sekawanan iblis. iblis dari iblis itu sendiri.

negeriku adalah negeri yang tak antah berantah
dia realitas dari sebuah kebobrokan
kumpulan para pemimpi yang jadi bajingan
bajing loncat, bajing pohon, bajing tembok, bajing laut, bajing gunung hingga bajing angan-angan.
negeriku adalah negeri dengan jutaan ribu populasi yang beragam
ragam macam hingga jadi seragam karena seragam masih bertaji.

Psstt!! negeriku tak antah berantah
dia ada dia masih punya nafas..
walau kini tombak kayu dan batu tak lagi jadi tanaman
namun ia masih kokoh menantangmu

sejak jaman majapahit hingga jaman bronze
dari tembang klasik sampai hardcore
ia ada untukku, untukmu untuk kita
memerah di ujung idealita dan memutih pada puncak realita
mengaum dalam geram yang belum berujung
menjadi syair terindah dalam senandung anak negeri
kebanggaan anak langit yang berbunda pertiwi

ini cerita sehabis hujan mengguyur kotaku. tak ada gerimis sebelumnya.
kisahkanlah pada anak dan cucumu kelak ketika kau belum bisu dimakan usia.
kisah tentang negeri yang tak antah berantah yang sedang sering diterjang murka alam.
tentang makhluk-makhluk yang berdiam didalamnya yang jarang memuji Langit
dan sebagian lagi yang memilih jadi koruptor hingga kelak perut mereka membusuk dimakan belatung.
tak lupa harus kau sertakan juga tentang merah putihnya negeri yang tak pernah menjadi abu-abu meski telah setengah buntu.

Indonesiaku ada di mana-mana, mencengkeram dalam jilatan pesona.
dia, Negeriku yang tak antah berantah.