Rabu, 21 November 2012

Lalat Dini Hari

Sebenarnya aku tak membenci lalat. Itu bukan berarti menandakan aku suka lalat. Biasa saja. Tak suka dan tak benci. namun dini hari ini tiba-tiba saja aku menjadi teramat sangat benci lalat. pfyuuuh..

Bermula dari sudah 2 hari terakhir ini ada 1 lalat yang menjadi tamu sesekali di ruang tidurku, aku cuek dan masih biasa aja. dengan tenang kuusir dia dengan kibasan kain sarung atau lembaran kertas. lalat itu berhasil pergi. beberapa saat pergi dia kembali lagi (mungkin dengan sumringah kalau aku bisa mengamati dengan seksama bagian wajahnya) ketika pintu kamarku terbuka lebar. masih juga dengan tenang aku bisa menghalaunya keluar.

namun tidak di dini hari ini, ketenanganku terkikis habis.
bagaimana tidak, ada 3 ekor lalat yang dengan congkak (dan mungkin sambil berlenggak lenggok bak peragawati di panggung pertunjukan andai aku bisa melihat lebih detail bagian pantatnya) masuk ke ruanganku dan di belakang 3 lalat itu ada 2 laron yang menyertainya. huh hah..

_tahukah kau wahai lalat, pintu itu terbuka lebar bukan untuk mempersilahkanmu masuk dengan bebasnya. pintu itu kulapangkan untuk membuat kamar ini tidak pengap dan aku bisa bernafas dengan indah dan teratur_

mungkin salah satu dari mereka adalah lalat yang 2 hari ini setia berkunjung (anggap saja iya) dan lalu karena selalu berhasil memperdayaiku dia lalu berkoar pada teman2nya dan berhasil mendoktrin 2 di antara teman2nya itu untuk meliuk-liuk di ruanganku. aihh.. dan perang itu pun dimulai.

dini kali ini aku beradegan perang2an dengan 3 ekor lalat plus 2 ekor laron. dan aku benci lalat dini hari ini! hup hap, 2 keluar tapi satu terlalu lincah untuk terjamah dengan kibasan sapu ijukku sehingga dia selalu bisa lolos. mungkin saja itu lalat yang menjadi pengunjung setia itu. dia selalu lolos karena sudah terlatih menghindari setiap seranganku. kesal, aku masih memburunya. menyumpah serapahinya dengan amarah yang membuncah. tolol, tapi aku tak peduli. yang aku pedulikan adalah bagaimana dia bisa sesegera mungkin bisa kuusir dari ruangan ini. setelah kurang lebih 15 menit adegan perang2an itu terekam oleh dinding dan lemari serta jejeran buku2 di rak barulah aku bisa mengakhirinya dengan happy ending (tentunya dari sudut pandang aku). yipppieee...

hahhhhh, aku benci lalat dini hari ini. sama seperti aku benci bau tanah setelah hujan karena aroma yang didesahkan tanah setelah disetubuhi hujan berhasil memvisualisasikan wujud cacing gelang yang bermukim di tanah pada pikiranku. satu2nya hewan yang membuatku bergidik tak karuan meski hanya dengan membayangkan saja. hueeeekkkk... mari hentikan saja tentang hewan tanah itu karena memang bukan itu yang dibicarakan di sini.

selamat pergi lalat-lalat nakal, tenanglah kau di luar sana, tempatmu bukan di sini. ini area privasiku di mana aku bebas berpolah dan berekspresi tanpa gugatan. sederhana saja sebenarnya, kau datang tidak tepat waktu. andai saja kau datang setelah dini hari berlalu atau setelah segelas kopi ini kuhabiskan mungkin kisahnya akan lain, mungkin aku tak membencimu seperti saat ini. meskipun kau sempat membuat kesumat ini membuncah tapi aku ingin melepasmu tidak dengan tanpa kata (meski tadi kita sempat perang), terima kasih sudah mengerti, terima kasih sudah memberiku ruang karena akhirnya bisa kuselesaikan juga tugasku yang sedikit terhambat karena kehadiranmu dan bonusnya adalah aku jadi punya cerita khusus untukmu di pagi ini, meski begitu aku tetap membencimu untuk beberapa saat ke depan yang entah sampai kapan.

_pagi ini indah meski mendung masih menggelayuti langit_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

monggo dikomen :)